Fahmi Sasirangan

Membedah Bedanya Batik dan Sasirangan: Motif & Makna Budaya

Menjelajahi Pesona Batik dan Sasirangan: Membedah Motif dan Makna Budaya

Dunia tekstil Indonesia kaya akan keindahan, dan batik vs sasirangan adalah perdebatan menarik bagi para pecinta kain tradisional. Keduanya menawarkan pesona tersendiri, dan memahami perbedaannya dapat membantu Anda memilih yang sesuai dengan selera.

Batik vs Sasirangan: Menjelajahi Keunikan Kain Nusantara

“Batik vs Sasirangan, keduanya adalah warisan budaya Indonesia yang patut dirayakan. Kedua kain ini, meskipun sama-sama memukau, memiliki perbedaan dalam sejarah, teknik pembuatan, dan motif yang ditampilkan. Kedua kain tradisional ini, batik dan sasirangan, merupakan warisan budaya Indonesia yang memancarkan keindahan dan kekayaan tradisi bangsa. Baik batik maupun sasirangan memiliki ciri khas dan daya tariknya masing-masing, menjadikannya pilihan populer bagi para pecinta kain tradisional. Batik terkenal dengan teknik pewarnaan malam batik yang rumit, sementara sasirangan menggunakan teknik ikat celup untuk menciptakan motif.” dan “Memilih antara batik dan sasirangan tergantung pada preferensi Anda. Keduanya memiliki keindahan tersendiri.

Batik: Motif batik beragam dan penuh makna, mencerminkan filosofi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat Jawa. Motif batik klasik seperti parang, kawung, dan mega mendung memiliki makna filosofis yang mendalam, sedangkan motif batik kontemporer lebih bebas dan modern.

Sasirangan: Motif sasirangan umumnya terinspirasi dari alam dan budaya Banjar, seperti cicak, naga, dan daun palem. Motif-motif ini memiliki makna simbolis dan spiritual yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Banjar.

Membedakan Batik dan Sasirangan: Perbedaan dalam Teknik dan Motif

Batik: Lahir dari pulau Jawa, batik telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia. Proses pembuatannya yang rumit dan penuh makna melibatkan penggunaan malam (lilin) untuk melukis motif pada kain, kemudian dicelup dan diproses melalui tahapan pemanasan dan pencucian. Batik (bahasa Jawa(Hanacaraka): ꦧꦛꦶꦏ꧀translit. Bathik) adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.[1][2] sebagai keseluruhan teknikteknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.[3] Sejak saat itu, 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti suterapoliesterrayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus atau kuas untuk motif berukuran besar sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Sasirangan: Berasal dari Kalimantan Selatan, sasirangan memiliki teknik pembuatan yang unik. Kain diikat atau dijahit dengan pola tertentu, kemudian dicelup dan diproses melalui tahapan perebusan dan pencucian. Hasilnya, motif-motif indah tercipta pada kain dengan gradasi warna yang memukau. Sasirangan adalah kain tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu dari 33 kain tradisional warisan budaya tak benda di Indonesia. Sasirangan berasal dari kata sirang atau manyirang yang dalam bahasa banjar berarti menjelujur atau teknik menjahit menggunakan tangan. Motifnya dibuat dengan jahitan dengan teknik jelujur.

Awalnya, kain sasirangan diyakini dapat mengobati penyakit dan mengusir roh jahat sehingga pembuatannya dibatasi. Namun sekarang, produksi kain sasirangan sudah diperluas dalam berbagai kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan penampilan. Secara umum, pembuatannya masih menggunakan cara tradisional.[2]

Sejak tahun 2010, tradisi Sasirangan secara resmi diakui sebagai salah satu Warisan Budaya Tak benda khas Indonesia dalam bidang Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.[3]

Sesuai dengan istilah namanya, motif kain sasirangan dibuat dengan menjahit terlebih dahulu kain dengan teknik jelujur. Benang jahitan kemudian ditarik hingga kain mengerut dan setelah itu diberi warna pada jahitan jelujurnya sehingga menghasilkan motif yang cantik. Pada mulanya kain sasirangan hanya dibuat untuk mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat, sehingga hanya orang tertentu yang dapat membuat kain ini, tetapi sekarang kain sasirangan dapat dibuat oleh siapa saja asalkan mempunyai keterampilan untuk membuatnya. Saat ini di Kalimantan Selatan banyak sekali pengrajin yang mampu membuat kain sasirangan dengan berbagai motif yang menarik. Pembuatan kain sasirangan umumnya masih dilakukan secara tradisional, mulai dari tahap mendesain motif, merajut, mencelup, membuka rajutan, mencuci dan menyetrika.

Fahmi Sasirangan: Surga Bagi Pecinta Sasirangan Premium

Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terdapat sebuah toko sasirangan premium yang telah memikat hati para pecinta kain tradisional: Fahmi Sasirangan. Berdiri sejak tahun 2019, Fahmi Sasirangan berkomitmen untuk melestarikan dan mengangkat keindahan sasirangan melalui kreasi-kreasi modern dan berkualitas tinggi.

Rasakan Keindahan Sasirangan Modern di Fahmi Sasirangan

Kunjungi Fahmi Sasirangan di Banjarmasin dan temukan berbagai koleksi kain sasirangan yang memukau. Biarkan kami membantu Anda menemukan kain sasirangan yang sesuai dengan gaya dan kebutuhan Anda.

Fahmi Sasirangan: Menemukan Keindahan Warisan Budaya Sasirangan dalam Gaya Modern

Hubungi Kami: 

Ayo, lestarikan budaya Indonesia dengan mengenakan kain sasirangan dari Fahmi Sasirangan!

You might be interested in …

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *